Jumat, 18 Mei 2012

ikan Salmon Galau

Ada beberapa hal yang di lakukan sama cowo buat melakukan hobinya yang agak sangar, tapi pas gw coba nulis ke blog ini gw ngerasa gw dah agak gk normal yang nulis2 curhatannya ke blog... dan semakin gw pikiirin gw homo gak yaa ARRRRGGGHHH amit-amit huehuehue muntah gw... 

ini berkat si radith yang udah ngeracunin otak gw, kayaknya otak gw dah di cuci sama dia buat jadi pejuang berani mati dengan bom bunuh dirinya ohh tidakk... oh ya mungkin dari kalian ada yang gak tahu kalie ya radith tuh siapa? dia orang aneh' gk tahu tuh orang di lahirinnya gimana entah pas naek burung elang atau dari batu, yang jelas gw kagum sama dia dan sedikit ngefans juga sama dia aaahhh radithh "teriak-teriak kaya lagi nonton cherybel" (gk gw geli teriak2 kaya gitu ) yang jelas Radith punya nama kepanjangan RADITYA DIKA nahhh pada tahu kan lo siapa dia, yup bener banget dia penulis buku comedy gk mungkin kalo dia nulis buku agama, trus di publis di SD buat kurikulum kayaknya gk benget dan gw gk membiarkan sorang Raditya Dika buat nulis buku pelajaran "jangan tanya gw alasanya kenapa buat cegah dia"...

dari salah satu bukunya yaitu manusia setengah ikan salmon ada kalimat yang gw suka, dan agak sedikit shock juga seh... sempet gw mikir ke dia "Radith kaya orang bener aja nulis begini" 

begini kalimatnya : 
Seperti rumah ini yang jadi terlalu sempit buat keluarga kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit  dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yg lebih luas, dan (dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia juga tidak salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal yg dirasa sudah tidak lg saling menyamankan tetap dipertahankan bersama .Mirip seperti gue dan dia
Dan dia, memutuskan untuk pindah

heeemm dan dari kalimat tersebut gw bisa lebih move on buat pindah ke hati seseorang "jangn tanya kenapa gw pindah hati' kecuali gw dibayar mahal untuk diwawancarai" kalimat gw sedikit galau gini yaa... karena dari sebuah hubungan bila sesuatu itu sudah sempit dan di paksakan akan penuh dengan drama dan itu akan menjadi penyiksaan buat batin seseorang.
dan sekrang gw lebih mikir buat, No Drama and No Taktik dalam mencintai seseorang gw akan coba lebih NATURAL.

 
    

Rabu, 16 Mei 2012

Hidup itu Harus Seperti Ikan Salmon

 
Ikan Salmon merupakan ikan yang lahir di sungai tetapi besar dan hidup di laut. Ketika dewasa, mereka berenang ke hilir sungai untuk bertelur dan kemudian mati. Ikan Salmon harus berjuang berenang dari laut ke hilir sungai melawan arus sungai sejauh ribuan mil. Selama menempuh perjalanan ikan Salmon kehilangan sepertiga dari berat tubuhnya karena begitu beratnya perjalanan yang harus ditempuh.

Selain untuk bereproduksi, ikan Salmon juga berjasa membawa kekayaan mineral lautan ke daratan sebab tubuh mereka mengandung kandungan mineral yang tinggi. Ikan Salmon juga menjadi sumber makanan bagi banyak makhluk hidup di darat sehingga terjadi keseimbangan alam.

Siklus hidup ikan salmon bermula di perairan tawar (sungai), disini telur telur ikan salmon menetas (biasanya pada bulan November) dan disini perjuangan hidupnya bermula. Tingkat kematian ikan salmon pada tahap ini sangat besar. Dari total jumlah telur yang dibuahi, lebih kurang setengahnya yang berhasil menetas.

Ikan salmon yang baru menetas ini dinamakan “alevin” yang hidup di antara tumpukan kerikil di dasar sungai dengan memakan plankton. Setelah persediaan makanan habis, alevin akan keluar dari kerikil dasar sungai (bulan Mei/Juni), pada tahap ini ikan salmon dinamakan “Fry”. Fry kemudian tumbuh dan berkembang menjadi “smolt” yang kemudian bergerak ke muara sungai menuju ke lautan lepas.Tahun pertama hidup di lautan merupakan tahap kritis ikan salmon menghadapi pemangsanya. Predator yang memangsa ikan salmon dalam jumlah banyak adalah anjing laut. Disamping itu, singa laut, beruang, burung dan manusia juga menjadi ancaman kelangsungan hidup ikan salmon.Lama berpetualang di lautan (4-7 tahun), ikan salmon tumbuh besar dan cukup dewasa untuk bereproduksi.

 Disini letak keunikan ikan salmon, dimana hidupnya bermula (menetas dari telur) disanalah ikan salmon melakukan proses reproduksi. Ikan salmon yang hidup berkoloni (berkumpul dalam jumlah yang sangat banyak) akan berkumpul dengan koloni ikan salmon lainnya untuk bermigrasi kembali ke perairan tawar yaitu sungai.Perjalanan pulang ikan salmon tidaklah sebentar, memakan waktu dengan hitungan bulan. Banyak rintangan yang menghadang perjalanannya, melewati batu karang, berenang melawan arus, melompat mendaki air terjun (daya lompat ikan salmon bisa mencapai 3 meter),dan lain lain.

Satu hal lagi, selama melakukan perjalanan pulang, ikan salmon tidak makan apa apa alias berpuasa. Cadangan lemak yang ada di tubuhnya merupakan sumber makanan hingga sampai ke perairan tawar.

Dari sumber yang ada, belum ada yang bisa memastikan bagaimana cara ikan salmon dapat menemukan kembali jalan pulang ke sungai tempat mereka ditetaskan setelah berenang di lautan bertahun tahun lamanya dan beribu ribu kilo jauhnya.

Teori yang paling banyak di anut adalah ikan salmon menyimpan secara otomatis aroma dimana tempat dia ditetaskan, dan inilah yang nantinya akan menuntun perjalanan pulang kembali ke tempat asal.Sesampainya di hulu sungai (atau tempatnya ditetaskan),
Begitulah perjuangan dan siklus hidup ikan salmon. Yatim piatu sejak menetas, menempuh perjalanan dengan resiko yang sangat besar dan berkorban demi kelangsungan populasinya dimasa yang akan datang.

Didorong naluri, mereka berenang menentang arus, melintasi air terjun, dan mengitari dam-dam pembangkit listrik. Meski menghadapi ancaman elang, beruang, dan banyak predator lainnya, mereka berjuang mencapai tempat yang biasa digunakan para leluhur mereka untuk menaruh telur-telur.

Perjalanan induk ikan salmon tersebut sangat menguras tenaga karena harus melawan arus sungai yang menurun diakibatkan kedudukan sungai lebih tinggi daripada laut. Lompatan-lompatan itu kerap kali gagal untuk mencapai atas tangga sungai dan belum lagi telah menanti beruang atau pemangsa lapar lainnya yang tanpa susah payah memangsanya, serta harus melewati sungai yang semakin dangkal. Yang sangat tragis  dan mengagumkan bahwa hanya sebagian kecil induk salmon yang berhasil mencapai hulu sungai dan bertelur, kemudian mati.

Dari kisah ikan salmon yang luar biasa ini ada banyak hal yang bisa kita pelajari. Salah satunya, perjuangan yang dilakukan oleh ikan Salmon untuk berenang ke hilir sungai walaupun setelah bertelur mereka akan mati.
Ikan Salmon mengajarkan bahwa hidup ini adalah perjuangan; perjuangan untuk menggenapi tujuan yang ditetapkan sang Pencipta. Selain kegigihannya dalam berjuang, ikan Salmon juga mengajarkan kehidupan yang penuh pengorbanan.

Bayangkan bila ikan Salmon menjadi egois dan tidak mau berjuang berenang ke hilir sungai. Mereka akan menjadi punah, banyak makhluk hidup mati dan keseimbangan alam akan terganggu. Pengorbanan yang ditunjukkan ikan salmon ini sangat berbeda dengan kebanyakan manusia yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain/masyarakat.
Kita harus hidup bukan untuk mencapai ambisi dan kepentingan diri sendiri saja. Kehidupan ini akan bermakna bila hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain.

Bergeraklah, berpindahlah dan berjuanglah demi suatu perubahan yang akan mendatangkan kebaikan bersama.

Selasa, 15 Mei 2012

Raja yang Bijaksana



Pada kisah inspiratif ini saya teringat akan cerita tentang raja babylonia yang menjajah sebuah Negara dengan raja yang bijaksana.

Pada tahun 1900 tahun SM raja babyloinia menjajah sebuah Negara, dimana Negara jajahan tersebut mempunyai sorang raja yang sangat bijaksana.

Kemudian raja babilonia tersebut dengan sifat sombong dan irinya akan kebijaksanan sorang raja tersebut ingin mengathaui sebrepa besar kebjaksanaan yang dimiliki oleh raja tersebut .
Kemudian raja babilonia tersebut mempermainkan raja jajahan nya tersebut dengan memprmainkan dengan menelanjangi di depan rakyatnya .
Rakyat jajahan yang di tangkap di jadikan budak, dimana rakyat tersebut di bagi menjadi dua kubu. Dengan sebelah kiri berisikan orang-orang yang membenci raja dan sebelah kanan yang sangat mencintai sang raja.

Kemudian raja babilonia yang angkuh sombong dan irihati tersebut memerintahkan raja tanah jajahan yang telanjang tersebut untuk membawa guci yang berisikan air panas untuk berjalan sejauh 500 meter. Jika ia menumpahkan setetes air dari guci tersebut maka rakyat dan raja tersebut akan langsung di bunuh di tempat tersebut. Jika ia sukses berjalan sejauh 500 meter tanpa menumpahkan air, ia beserta rakyatnya akan di bebaskan.

Pada saat raja yang bijak tersebut berjalan diantara kedua kubu tersebut , kubu kiri meneriaki dengan sumpah serapah dan kubu kanan meneriakan pujian dan semangat untuk pembebasan.
Kemudian raja tersebut berjalan dengan kaki gemetarnya memegang guci yang berisi air panas tersebut melewati kedua kubu tersebut, perlahan tapi pasti kemudian raja tersebut berhasil melewati

100 meter….
200 meter…
300 meter…

Dan akhirnya dia sampai dengan tanpa menumpahkan air setetespun dari guci tersebut.
Kemudian raja bibolonia yang sombong itu terkejut dan tertegun dengan dengan apa yang dia lihat.
Lalu dia bertanya kepada raja yang bijak tersebut bagaimana caranya engkau dapat membawa guci yang berisi air panas yang berat tersebut disertai dengan teriakan-teriakan rakyatmu tanpa bergeming sekalipun. 

Kemudian…
Raja tanah jajahan tersebut menjawab:
“jika saya mendengarkan teriakan orang-orang yang menghina saya maka sedikit saja saya mengeluarkan emosi marah saya tangan saya akan bergeming menumpahkan air di kepala saya”
“jika saya mendengarkan orang-orang yang memuji saya maka saya akan berbesar kepala, kemudian saya akan menjadi arogan dan saya akan berteriak kepada rakyat yang memuji saya untuk memberontak. Dan tentu saja itu akan sia-sia karena jumlah kami tidak sebanyak pasukan anda maka kami akan kalah dan mati dengan sia-sia”
“oleh karena itu apapun teriakan yang di tujukan kepada saya, saya akan tetap tertuju dan focus pada apa yang akan saya capai yaitu berjalan dengan 500 meter tanpa menumpahkan air setetespun”

Cerita tersebut memberikan pelajran berharga bukan?
Banyak orang terlalu cepat terbawa emosi negative saat mereka menghadapi hinaan dan cacian yang pada dasarnya hanyalah tongkosong saja. Mereka langsung menunjukkan dada mereka bersikap selayaknya jagoan dan merasa berkuasa yang tentu saja hanya memalukan diri sendiri saja.

Sorang yang mampu mengendalikan dan mengatur emosinya akan sangat menarik dimata orang lain karena orang lain akan menganggap anda sebagai pria dewasa yang tidak di kendarai oleh nafsu emosi belaka, melainkan mempunyai keseimbangan antara emosi dan logika yang sehat.
Selain itu banyak orang yang hanya secuil saja mendapat pujian dari orang lain malah menjadi besar kepala, sok pintar dan lupa diri. Yang akhirya lupa pada tujuan mereka dan akhirnya hanya menjadi orang yang suka cari-cari perhatian, arogan dan egois.

Akankah kita menjadi raja bijak layaknya raja tanah jajahan?...
Atau akankah kita tebawa arus emosi negative yang berakibat fatal?...
Dan sebagai seorang yang mempunyai karakter dewasa sudah selayaknya mampu untuk memberikan dan mengimbangi porsi untuk di berikan kepada orang-orang yang mengangkat atau menjatuhkan kita.
Dan sudah selayaknya kita focus pada tujuan yang ingin kita capai dengan apapun yang orang lain katakan terhadap kita . dan karekter merupakan kunci dari setiap emosi yang akan kita keluarkan.

Be good character and be strong
 apapun yang dapat dibuat oleh pikiran manusia, dikendalikan oleh KARAKTER mereka. ~Thomas Alva Edison (1847-1931)~

Regards
Aziz Aminudin
www.mairodi-training.com

Rabu, 09 Mei 2012

MENIKMATI KEBOSANAN


MENIKMATI KEBOSANAN

Di tengah perbincangan seorang pria muda kepada seorang  renta nan yang bijak.
pria muda :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak?"
sang bijak   :"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan,mendambakan sesuatu yang
baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."
pria muda :"Kenapa kita merasa bosan?"
sang bijak  :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."
pria muda :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"
sang bijak :"Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."
pria muda :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"
sang bijak  :"Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama
rasanya setiap hari?"
pria muda :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak ."
sang bijak   :"Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun
akan hilang."
pria muda : "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"
sang bijak  :"Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah
menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil
berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan
tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian pria muda itu mengunjungi Sang Bijak  lagi.
pria muda  :"Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan
juga?"
sang bijak :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
pria muda  :"Contohnya?"
sang bijak :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu." Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa minggu kemudian, pria muda  itu datang lagi ke rumah sang bijak.....
pria muda :"Pak, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang
dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak?"
Sambil tersenyum sang bijak  berkata: "Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri,
anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu
bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena
pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu
berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan
kamu ceria."


Kamis, 03 Mei 2012

Logika I k h l a s

Kita harus menyadari bahwa hati ini mempunyai logikanya sendiri; agak berbeda dengan logika pikiran kita, tetapi hati ini sangat “incontrol“.
Logika ikhlas menjadikan hati kita pribadi yang ikhlas, walaupun hatinya sedang menjadi pelabuhan yang sulit meng-ikhlas-kan.
Ikhlas itu harus selalu ada dalam prilaku keseharian kita. Tetapi harus diperhatikan, jangan ikhlas sebelum terjadi, ikhlas-lah setelah terjadi.
Contoh: Mengunci pintu adalah prilaku orang yang tidak ikhlas kehilangan; tetapi jika barang kita tetap hilang, maka tidak ada pilihan lain selain ikhlas.
Ikhlas itu akan selalu ada, karena akan selalu ada masalah. Selama kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih besar, pasti kita diharuskan ikhlas; karena untuk tumbuh menjadi pribadi yang besar, Tuhan akan memberikan masalah. Dan masalah adalah anak tangga menuju kebesaran pribadi.
Jadi menghadapi masalah, dengan logika yang menjadikan kita ikhlas, itu akan menjadikan kita segera menerima segala sesuatu yang telah terjadi, untuk masuk kedalam kehidupan yang belum dialami.
Mengapa sebagian dari kita memilih kehidupan dimasa lalu? yang tidak ada yang bisa dilakukannya untuk memperbaiki kesalahan?. Mengapa dia tidak memulai kehidupan yang belum terjadi?, yaitu hari ini?.
Lalu menjadikan hari ini ingatannya indah. Karena orang yang perilakunya sama dengan kemarin, menjadikan hari ini ingatannya buruk bagi besok.
Banyak orang sedang membangun ingatan buruk bagi besok, karena tidak menggunakan logika ikhlas dengan baik.
Ikhlas itu tidak lemah, ikhlas itu tegas, ikhlas itu bukan karena tidak ada masalah, ikhlas itu bukan karena masalahnya kecil, orang yang hebat itu meng-ikhlas-kan diri diatas masalah2 yang besar. Dia tetap memilih gagah, bersikap sebaik-baiknya; diatas seburuk-buruknya masalah, karena dia sadar Tuhan memuliakan orang – yang memuliakan dirinya.
Faktanya anda itu korban atau bukan, itu tidak masalah – asal tidak berbicara menggunakan bahasa korban. Bahasa korban itu membuat kita merasa tidak berhak menjadi pribadi yang kuat.
Jadi mulai sekarang, gunakanlah bahasa orang yang lebih mandiri. Orang yang berani bertindak dengan ikhlas menerima kemungkinan gagal, akan lebih sering berhasil daripada orang yang melihat dirinya sebagai korban.
Jangan pernah meratap dan mengasihani diri sendiri, karena diri sendiri sangat mendengar yang dikatakan oleh diri sendiri.
Jangan anda haruskan bahwa senyum wajah anda itu selalu berasal dari hati anda yang juga senyum.
Biarkan hati anda masih marah, kecewa atau sedih; asal wajah anda tetap senyum; nantinya hati itu akan mengikuti wajah anda.
Maka ubahlah perilaku luar, supaya yang dalam mengikuti.
Ikhlas itu penitng untuk menyelesaikan yang sudah terjadi, dan meneruskan kehidupan dengan potensi-potensi yang baru.
Karena banyak orang merendahkan kualitas hidupnya hari ini, untuk memuaskan dirinya tentang sesuatu dimasa depan, yang tidak bisa diperbaikinya.
Ikhlas itu termasuk menerima; bahwa kita tidak mungkin 100% benar, seperti orang lain tidak mungkin 100% salah. Sehingga kalau kita dikhianati, tambahkan satu kata jadi “MERASA DIKHIANATI”.
Sehingga dikhianatinya belum tentu. Karena mungkin kita mempunyai alasan untuk ditinggalkan. Kita memberikan alasan pasangan kita untuk melihat wanita/pria lain yang lebih menarik daripada kita.
Kalau kita ikhlas justru melihat cara-cara yang harus diperbaiki.
Kalau mau hidup bebas, menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar; menarilah seperti tidak ada yang melihat; dan mencintailah seperti anda tidak akan terluka.
Maka hiduplah dengan bebas, karena kalau semua burung yang menyanyi dihutan itu hanya yang suaranya baik; hutan itu akan sepi.
Maka menyanyilah, menarilah dan mencintailah seperti anda tidak akan terluka.
Lebih banyak orang gagal karena kelebihan yang tidak digunakannya; daripada orang yang memiliki banyak kekurangan, tapi bisa berfokus pada yang bisa dikerjakannya; orang ini adalah orang ikhlas dan yang dicintai Tuhan. Karena orang yang menggunkana yang sudah ada padanya, melakukan yang bisa dilakukannya, itu orang yang bersyukur.
Kita itu dihormati karena mensyukuri yang bisa kita lakukan; lalu menumbuhkannya menjadi kelebihan, yang mengindahkan kehidupan orang lain.
Maka syukuri kelebihan, dan cara mensyukuri kelebihan adalah melakukan yang bisa dilakukan.
Karena dari situlah tumbuh kualitas2 yang aslinya diilhamkan oleh Tuhan dalam kelahiran kita, supaya kita menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama.
Orang ikhlas itu nilainya tinggi sekali, karena dia akan segera melihat bahwa yang kita lakukan selama ini adalah memberi yang paling baik. Itu sebabnya beras yang diberikan pada zakat fitrah itu adalah beras yang kualitasnya sama dengan yang biasa kita makan, supaya kita menyamaratakan keberhasilan kepada saudara2 kita.
Hati itu mempunyai kemampuan menyembuhkan yang hebat sekali. Semua hal yang mengecewakan hidup, semua hal terindah dalam hidup dan semua impian2 dalam hidup ini akan tenggelam dalam hati.
Maka jangan remehkan hati; jangan sampai hanya karena omongan kecil seseorang, akan merusak kehidupan anda; hati ini sangat besar sekali.
Dan gunakanlah kemampuan hati yang paling hebat, yaitu kemampuan melupakan.
Kalau kita ingat semua penghinaan yang kita terima, kita tidak akan bisa hidup hari ini. Mengapa tidak kita gunakan kualitas hebat dari hati ini untuk melupakan. Kalau mau melupakan yang buruk, berfokuslah kepada yang baik.
Orang yang sangat mencintai, tidak mungkin tidak cemburu. Karena cinta itu harus memiliki, orang yang mengatakan “cintai itu tidak harus memiliki” itu orang prustasi.
Tidak mungkin anda bisa mengelola cemburu itu tanpa logika. Orang cemburu akan kehilangan rasa percaya diri, ia menganggap dirinya rendah, dan orang lain akan mengambil kekasih kita.
Jadi orang yang sedang cemburu, ia harus sadar bahwa dia sedang kehilangan rasa percaya diri. Orang yang mau mengobati rasa cemburunya, harus mengobati rasa percaya dirinya.
Jika anda mengatakan bahwa anda ikhlas, itu tanda bahwa anda belum ikhlas. Orang ikhlas itu akan lupa kebaikan yang dilakukannya, karena dia terlalu sibuk dengan melakukan kebaikan lainnya.
Ikhlas itu menerima keadaan dengan satu hukum. Ikhlas adalah menerima Tuhan dengan seluruh kebenarannya.
Orang yang menggunakan keikhlasannya yang tidak berdasar pada penerimaan Tuhan beserta seluruh kebenarannya; ikhlas-nya karangan yang gampang rusak, yang sangat tipis dan sementara; yang angin paling lebut-pun
akan mematikan api semangatnya.
Tetapi orang yang paling mengerti bahwa menerima keikhlasan adalah menerima Tuhan beserta seluruh kebenarannya; bahwa yang melakukan baik dapat kebaikan, mendo’akan baik dapat kebaikan, membalas kejelekan membuat kita sama jahatnya dengan orang yang menjahati kita, tetapi memaafkannya menajdikan kita lebih anggun.
Semua ini adalah kebenaran, dalam penerimaan kita atas kebenaran Tuhan.
Jadi orang yang beragama, harusnya mudah sekali ikhlas; bayangkan indahnya orang yang beriman dan cerdas.
Itu sebabnya orang yang berilmu, ditingkatkan derajatnya beberapa tingkat.
Banyak diantara kita saat ini sedang meratapi kekurangan2-nya, iri melihat kelebihan orang lain.
Mari kita “confirm” bahwa menerima kekurangan adalah awal dari kelebihan. Orang yang menyiksa dirinya dengan kesadaran mengenai kelemahannya, adalah orang yang lemah.
Tetapi begitu menerima dia lemah, itu sudah lebih kuat. Segera setelah menerima, bahwa sebagian dari diri kita adalah pelabuhan bagi kelemahan, ia
juga akan melihat kapal2 kekuatan, yang ada dalam dirinya. Sehingg orang yang melihat dirinya lemah, akan segera melihat kekuatan yang difokuskannya.
Kita menjadi kuat karena kita tampil lebih kuat dari aslinya. Itu bukan perilaku palsu; itulah perilaku kita yang mensyukuri yang telah ada, dan berusaha memantaskan diri bagi rahmat kekuatan yang lebih besar.
Dan yang Maha Kuat akan menurunkan bala tentara-Nya yang yang tidak terlihat untuk menyentuh hati setiap orang; untuk mendengarkan dan menurut, sehingga kita jadi pelurus bagi pikiran orang lain, penjernih bagi hati orang lain, dan peng-indah bagi perilaku orang lain.
Marilah kita membangun kehidupan dengan menerima Tuhan beserta seluruh kebenarannya. (tulisan : Mario Teguh)
Have a positive day!

Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Penurut

Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Penurut
based on true story



Yu Yuan Gadis Kecil Berhati Malaikat. yang berjuang hidup dari Leukimia Ganas, setelah merasa tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan segala-galanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan. Sungguh .. tak abis kata2 untuk Yu Yuan. Terima kasih telah memberikan contoh mulia kepada kami…

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun.
Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.

Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi disekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah.

Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa saya ingin mati”.Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannyasendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini”. Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya.

Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisamenahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satuNegara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini”. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di-email bahkan menulis: “Yu Yuan anakku yang tercinta sayamengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.”

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring diranjang untuk diinfus.

Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertamakali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Minmenawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut.

Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: “Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. YuYuan kemudia berkata : “Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itupun menjawab, “Kamu memang orang yang baik.

Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dandiatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,……. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante,kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah.

Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan dipencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit,kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah……………” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerimakehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidakmampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kamidiatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata “Aku pernah datang dan aku sangat patuh”.

Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia. Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.

edisi repost
sumber: http://goo.gl/SBLif

Minggu, 25 Maret 2012

cinta sejati Khadijah r.a dan Rasullah SAW


Kisah Cinta Khadijah r.a dan Rasulullah SAW
Siapakah khadijah?
Dia adalah Khadijah r.a, seorang wanita janda, bangsawan, hartawan, cantik dan budiman. Ia disegani oleh masyarakat Quraisy khususnya, dan bangsa Arab pada umumnya. Sebagai seorang pengusaha, ia banyak memberikan bantuan dan modal kepada pedagang-pedagang atau melantik orang-orang untuk mewakili urusan-urusan perniagaannya ke luar negeri.
Banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya dan sanggup membayar mas kawin berapa pun yang dikehendakinya, namun selalu ditolaknya dengan halus kerana tak ada yang berkenan di hatinya.
Bermimpi melihat matahari turun kerumahnya
Pada suatu malam ia bermimpi melihat matahari turun dari langit, masuk ke dalam rumahnya serta memancarkan sinarnya merata kesemua tempat sehingga tiada sebuah rumah di kota Makkah yang luput dari sinarnya.
Mimpi itu diceritakan kepada sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Dia seorang lelaki yang berumur lanjut, ahli dalam mentakbirkan mimpi dan ahli tentang sejarah bangsa-bangsa purba. Waraqah juga mempunyai pengetahuan luas dalam agama yang dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu.
Waraqah berkata: “Takwil dari mimpimu itu ialah bahwa engkau akan menikah kelak dengan seorang Nabi akhir zaman.” “Nabi itu berasal dari negeri mana?” tanya Khadijah bersungguh-sungguh. “Dari kota Makkah ini!” ujar Waraqah singkat. “Dari suku mana?” “Dari suku Quraisy juga.” Khadijah bertanya lebih jauh: “Dari keluarga mana?” “Dari keluarga Bani Hasyim, keluarga terhormat,” kata Waraqah dengan nada menghibur. Khadijah terdiam sejenak, kemudian tanpa sabar meneruskan pertanyaan terakhir: “Siapakah nama bakal orang agung itu, hai sepupuku?” Orang tua itu mempertegas: “Namanya Muhammad SAW. Dialah bakal suamimu!”
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari khadijah kepada Rasulullah s.a.w
Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu berkata
Khadijah: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tapi tahu harga dirinya)
Muhammad SAW berbicara lurus, terus terang, meskipun agak malu-malu tetapi pasti.
Muhammad SAW: “Kami sekeluarga memerlukan nafkah dari bagianku dalam rombongan niaga. Keluarga kami amat memerlukannya untuk mencarikan jodoh bagi anak saudaranya yang yatim piatu”

(Kepalanya tertunduk, dan wanita hartawan itu memandangnya dengan penuh ketakjuban)
Khadijah: “Oh, itukah….! Muhammad, upah itu sedikit, tidak menghasilkan apa-apa bagimu untuk menutupi keperluan yang engkau maksudkan,”. “Tetapi biarlah, nanti saya sendiri yang mencarikan calon isteri bagimu”.(Ia berhenti sejenak, meneliti).

Kemudian meneruskan dengan tekanan suara memikat dan mengandung isyarat
Khadijah: “Aku hendak mengawinkanmu dengan seorang wanita bangsawan Arab. Orangnya baik, kaya, diinginkan oleh banyak raja-raja dan pembesar-pembesar Arab dan asing, tetapi ditolaknya. Kepadanyalah aku hendak membawamu”.

khadijah (Khadijah tertunduk lalu melanjutkan): “Tetapi sayang, ada aibnya…! Dia dahulu sudah pernah bersuami. Kalau engkau mau, maka dia akan menjadi pengkhidmat dan pengabdi kepadamu”.
Pemuda Al-Amiin tidak menjawab. Mereka sama-sama terdiam, sama-sama terpaku dalam pemikirannya masing-masing. Yang satu memerlukan jawapan, yang lainnya tak tahu apa yang mau dijawab. Khadijah r.a tak dapat mengetahui apa yang terpendam di hati pemuda Bani Hasyim itu, pemuda yang terkenal dengan gelaran Al-Amiin (jujur). Pemuda Al-Amiin itupun mungkin belum mengetahui siapa kira-kira calon yang dimaksud oleh Khadijah r.a.
Rasulullah SAW minta izin untuk pulang tanpa sesuatu keputusan yang ditinggalkan. Ia menceritakan kepada Pamannya.
Rasulullah SAW: “Aku merasa amat tersinggung oleh kata-kata Khadijah r.a. Seolah-olah dia memandang enteng dengan ucapannya ini dan itu “anu dan anu….” Ia mengulangi apa yang dikatakan oleh perempuan kaya itu.
‘Atiqah juga marah mendengar berita itu. Dia seorang perempuan yang cepat naik darah kalau pihak yang dinilainya menyinggung kehormatan Bani Hasyim. Katanya: “Muhammad, kalau benar demikian, aku akan mendatanginya”.
‘Atiqah tiba di rumah Khadijah r.a dan terus menegurnya: “Khadijah, kalau kamu mempunyai harta kekayaan dan kebangsawan, maka kamipun memiliki kemuliaan dan kebangsawanan. Kenapa kamu menghina puteraku, anak saudaraku Muhammad?”
Khadijah r.a terkejut mendengarnya. Tak disangkanya bahwa kata-katanya itu akan dianggap penghinaan. Ia berdiri menyabarkan dan mendamaikan hati ‘Atiqah:
Khadijah : “Siapakah yang sanggup menghina keturunanmu dan sukumu? Terus terang saja kukatakan kepadamu bahwa dirikulah yang kumaksudkan kepada Muhammad SAW. Kalau ia mau, aku bersedia menikah dengannya; kalau tidak,aku pun berjanji tak akan bersuami hingga mati”.
Pernyataan jujur ikhlas dari Khadijah r.a membuat ‘Atiqah terdiam. Kedua wanita bangsawan itu sama-sama cerah. Percakapan menjadi serius. “Tapi Khadijah, apakah suara hatimu sudah diketahui oleh sepupumu Waraqah bin Naufal?” tanya ‘Atiqah sambil meneruskan: “Kalau belum cobalah meminta persetujuannya.” “Ia belum tahu, tapi katakanlah kepada saudaramu, Abu Thalib, supaya mengadakan perjamuan sederhana. Jamuan minum, dimana sepupuku diundang, dan disitulah diadakan majlis lamaran”, Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman.
‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah “Itu bagus sekali”, kata Abu Thalib, “tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.”
Khadijah yang cantik
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya:
Nafisah : “Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?”
Muhammad SAW menjawab: “Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.”

Nafisah “Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?”
Rasulullah SAW: “Siapakah dia?” tanya Muhammad SAW.
Nafisah : “Khadijah!” Nafisah berterus terang. “Asalkan engkau bersedia, sempurnalah segalanya. Urusannya serahkan kepadaku!”
Usaha Nafisah berhasil. Ia meninggalkan putera utama Bani Hasyim dan langsung menemui Khadijah r.a, menceritakan kesediaan Muhammad SAW. Setelah Muhammad SAW menerimapemberitahuan dari saudara-saudaranya tentang hasil pertemuan dengan Khadijah r.a, maka baginda tidak keberatan mendapatkan seorang janda yang usianya lima belas tahun lebih tua daripadanya.
Betapa tidak setuju, apakah yang kurang pada Khadijah? Ia wanita bangsawan, cantik, hartawan, budiman. Dan yang utama karena hatinya telah dibukakan Tuhan untuk mencintainya, telah ditakdirkan akan dijodohkan dengannya. Kalau dikatakan janda, biarlah! Ia memang janda umur empat puluh, tapi janda yang masih segar, bertubuh ramping, berkulit putih dan bermata jeli. Maka diadakanlah majlis yang penuh keindahan itu.
Hadir Waraqah bin Naufal dan beberapa orang-orang terkemuka Arab yang sengaja dijemput. Abu Thalib dengan resmi meminang Khadijah r.a kepada saudara sepupunya. Orang tua bijaksana itu setuju. Tetapi dia meminta tempoh untuk berunding dengan wanita yang berkenaan.
Pernikahan Muhammad dengan Khadijah
Khadijah r.a diminta pendapat. Dengan jujur ia berkata kepada Waraqah: “Hai anak sepupuku, betapa aku akan menolak Muhammad SAW padahal ia sangat amanah, memiliki keperibadian yang luhur, kemuliaan dan keturunan bangsawan, lagi pula pertalian kekeluargaannya luas”. “Benar katamu, Khadijah, hanya saja ia tak berharta”, ujar Waraqah. “Kalau ia tak berharta, maka aku cukup berharta. Aku tak memerlukan harta lelaki. Kuwakilkan kepadamu untuk menikahkan aku dengannya,” demikian Khadijah r.a menyerahkan urusannya.
Waraqah bin Naufal kembali mendatangi Abu Thalib memberitakan bahwa dari pihak keluarga perempuan sudah bulat mufakat dan merestui bakal pernikahan kedua mempelai. Lamaran diterima dengan persetujuan mas kawin lima ratus dirham. Abu Bakar r.a, yang kelak mendapat sebutan “Ash-Shiddiq”, sahabat akrab Muhammad SAW. sejak dari masa kecil, memberikan sumbangan pakaian indah buatan Mesir, yang melambangkan kebangsawaan Quraisy, sebagaimana layaknya dipakai dalam upacara adat istiadat pernikahan agung, apalagi karena yang akan dinikahi adalah seorang hartawan dan bangsawan pula.
Peristiwa pernikahan Muhammad SAW dengan Khadijah r.a berlangsung pada hari Jum’at, dua bulan sesudah kembali dari perjalanan niaga ke negeri Syam. Bertindak sebagai wali Khadijah r.a ialah pamannya bernama ‘Amir bin Asad.
Waraqah bin Naufal membacakan khutbah pernikahan dengan fasih, disambut oleh Abu Thalib sebagai berikut: “Alhamdu Lillaah, segala puji bagi Allah Yang menciptakan kita keturunan (Nabi) Ibrahim, benih (Nabi) Ismail, anak cucu Ma’ad, dari keturunan Mudhar. “Begitupun kita memuji Allah SWT Yang menjadikan kita penjaga rumah-Nya, pengawal Tanah Haram-Nya yang aman sejahtera, dan menjadikan kita hakim terhadap sesama manusia.
“Sesungguhnya anak saudaraku ini, Muhammad bin Abdullah, kalau akan ditimbang dengan laki-laki manapun juga, niscaya ia lebih berat dari mereka sekalian. Walaupun ia tidak berharta, namun harta benda itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang akan cepat perginya. Akan tetapi Muhammad SAW, tuan-tuan sudah mengenalinya siapa dia. Dia telah melamar Khadijah binti Khuwailid. Dia akan memberikan mas kawin lima ratus dirham yang akan segera dibayarnya dengan tunai dari hartaku sendiri dan saudara-saudaraku.

“Demi Allah SWT, sesungguhnya aku mempunyai firasat tentang dirinya bahwa sesudah ini, yakni di saat-saat mendatang, ia akan memperolehi berita gembira (albasyaarah) serta pengalaman-pengalaman hebat. “Semoga Allah memberkati pernikahan ini”. Penyambutan untuk memeriahkan majlis pernikahan itu sangat meriah di rumah mempelai perempuan. Puluhan anak-anak lelaki dan perempuan berdiri berbaris di pintu sebelah kanan di sepanjang lorong yang dilalui oleh mempelai lelaki, mengucapkan salam marhaban kepada mempelai dan menghamburkan harum-haruman kepada para tamu dan pengiring.
Selesai upacara dan tamu-tamu bubar, Khadijah r.a membuka isi hati kepada suaminya dengan ucapan: “Hai Al-Amiin, bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah, barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas membelanjakannya ke jalan mana yang engkau redhai !”
Itulah sebagaimana Firman Allah SWT yang bermaksud: “Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kekayaan”. (Adh-Dhuhaa: 8)
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
Dijamin Masuk Syurga
Khadijah r.a mendampingi Muhammad SAW. selama dua puluh enam tahun, yakni enam belas tahun sebelum dilantik menjadi Nabi, dan sepuluh tahun sesudah masa kenabian. Ia isteri tunggal, tak ada duanya, bercerai karena kematian. Tahun wafatnya disebut “Tahun Kesedihan” (‘Aamul Huzni).
Khadijah r.a adalah orang pertama sekali beriman kepada Rasulullah SAW. ketika wahyu pertama turun dari langit. Tidak ada yang mendahuluinya. Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya pada peristiwa turunnya wahyu pertama yang disampaikan Jibril ‘alaihissalam, dimana beliau merasa ketakutan dan menggigil menyaksikan bentuk Jibril a.s dalam rupa aslinya, maka Khadijahlah yang pertama dapat mengerti makna peristiwa itu dan menghiburnya, sambil berkata:
“Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah SWT yang menguasai diri Khadijah r.a, engkau ini benar-benar akan menjadi Nabi Pesuruh Allah bagi umat kita. “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Bukankah engkau orang yang senantiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan? Bukankah engkau selalu berkata benar? Bukankah engkau senantiasa menyantuni anak yatim piatu, menghormati tamu dan mengulurkan bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kemalangan dan musibah?”
Khadijah r.a membela suaminya dengan harta dan dirinya di dalam menegakkan kalimah tauhid, serta selalu menghiburnya dalam duka derita yang dialaminya dari gangguan kaumnya yang masih ingkar terhadap kebenaran agama Islam, menangkis segala serangan caci maki yang dilancarkan oleh bangsawan-bangsawan dan hartawan Quraisy. Layaklah kalau Khadijah r.a mendapat keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain yaitu, menerima ucapan salam dari Allah SWT. yang disampaikan oleh malaikat Jibril a.s kepada Rasulullah SAW. disertai salam dari Jibril a.s peribadi untuk disampaikan kepada Khadijah radiallahu ‘anha serta dihiburnya dengan syurga.
Kesetiaan Khadijah r.a diimbangi oleh kecintaan Nabi SAW kepadanya tanpa terbatas. Nabi SAW pernah berkata: “Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk Syurga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad SAW., Maryam binti ‘Imran dan Asyiah binti Muzaahim, isteri Fir’aun”.
Wanita Terbaik
Sanjungan lain yang banyak kali diucapkan Rasulullah SAW. terhadap peribadi Khadijah r.a ialah: “Dia adalah seorang wanita yang terbaik, karena dia telah percaya dan beriman kepadaku di saat orang lain masih dalam kebimbanga, dia telah membenarkan aku di saat orang lain mendustakanku; dia telah mengorbankan semua harta bendanya ketika orang lain mencegah kemurahannya terhadapku; dan dia telah melahirkan bagiku beberapa putera-puteri yang tidak ku dapatkan dari isteri-isteri yang lain”.
Putera-puteri Rasulullah SAW. dari Khadijah r.a sebanyak tujuh orang: tiga lelaki (kesemuanya meninggal di waktu kecil) dan empat wanita. Salah satu dari puterinya bernama Fatimah, dinikahkan dengan Ali bin Abu Thalib, sama-sama sesuku Bani Hasyim. Keturunan dari kedua pasangan inilah yang dianggap sebagai keturunan langsung dari Rasulullah SAW.
Perjuangan Khadijah
Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da’wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu’minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya.
Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira’. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa.”
Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, padahal di hadapan kita ada “wanita terbaik di dunia,” Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mu’minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat menjadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya.
Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan sebaik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hidupnya.
Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :”Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan.” [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata:"Keshahihannya telah disepakati."]
Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu’min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita.
Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat-ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong.
Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :”Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku.” Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a.
Khadijah r.a. berkata :”Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini.” Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.
Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :”Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :”Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu.” Maka Khadijah r.a. menjawab :”Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan).”
Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da’wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolongnya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya.
Rasulullah SAW bersabda :”Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia.” [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118]
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :”Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan.” [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]
rujukan:Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW karangan Muhammad Ibrahim Saliim