Selasa, 15 Mei 2012

Raja yang Bijaksana



Pada kisah inspiratif ini saya teringat akan cerita tentang raja babylonia yang menjajah sebuah Negara dengan raja yang bijaksana.

Pada tahun 1900 tahun SM raja babyloinia menjajah sebuah Negara, dimana Negara jajahan tersebut mempunyai sorang raja yang sangat bijaksana.

Kemudian raja babilonia tersebut dengan sifat sombong dan irinya akan kebijaksanan sorang raja tersebut ingin mengathaui sebrepa besar kebjaksanaan yang dimiliki oleh raja tersebut .
Kemudian raja babilonia tersebut mempermainkan raja jajahan nya tersebut dengan memprmainkan dengan menelanjangi di depan rakyatnya .
Rakyat jajahan yang di tangkap di jadikan budak, dimana rakyat tersebut di bagi menjadi dua kubu. Dengan sebelah kiri berisikan orang-orang yang membenci raja dan sebelah kanan yang sangat mencintai sang raja.

Kemudian raja babilonia yang angkuh sombong dan irihati tersebut memerintahkan raja tanah jajahan yang telanjang tersebut untuk membawa guci yang berisikan air panas untuk berjalan sejauh 500 meter. Jika ia menumpahkan setetes air dari guci tersebut maka rakyat dan raja tersebut akan langsung di bunuh di tempat tersebut. Jika ia sukses berjalan sejauh 500 meter tanpa menumpahkan air, ia beserta rakyatnya akan di bebaskan.

Pada saat raja yang bijak tersebut berjalan diantara kedua kubu tersebut , kubu kiri meneriaki dengan sumpah serapah dan kubu kanan meneriakan pujian dan semangat untuk pembebasan.
Kemudian raja tersebut berjalan dengan kaki gemetarnya memegang guci yang berisi air panas tersebut melewati kedua kubu tersebut, perlahan tapi pasti kemudian raja tersebut berhasil melewati

100 meter….
200 meter…
300 meter…

Dan akhirnya dia sampai dengan tanpa menumpahkan air setetespun dari guci tersebut.
Kemudian raja bibolonia yang sombong itu terkejut dan tertegun dengan dengan apa yang dia lihat.
Lalu dia bertanya kepada raja yang bijak tersebut bagaimana caranya engkau dapat membawa guci yang berisi air panas yang berat tersebut disertai dengan teriakan-teriakan rakyatmu tanpa bergeming sekalipun. 

Kemudian…
Raja tanah jajahan tersebut menjawab:
“jika saya mendengarkan teriakan orang-orang yang menghina saya maka sedikit saja saya mengeluarkan emosi marah saya tangan saya akan bergeming menumpahkan air di kepala saya”
“jika saya mendengarkan orang-orang yang memuji saya maka saya akan berbesar kepala, kemudian saya akan menjadi arogan dan saya akan berteriak kepada rakyat yang memuji saya untuk memberontak. Dan tentu saja itu akan sia-sia karena jumlah kami tidak sebanyak pasukan anda maka kami akan kalah dan mati dengan sia-sia”
“oleh karena itu apapun teriakan yang di tujukan kepada saya, saya akan tetap tertuju dan focus pada apa yang akan saya capai yaitu berjalan dengan 500 meter tanpa menumpahkan air setetespun”

Cerita tersebut memberikan pelajran berharga bukan?
Banyak orang terlalu cepat terbawa emosi negative saat mereka menghadapi hinaan dan cacian yang pada dasarnya hanyalah tongkosong saja. Mereka langsung menunjukkan dada mereka bersikap selayaknya jagoan dan merasa berkuasa yang tentu saja hanya memalukan diri sendiri saja.

Sorang yang mampu mengendalikan dan mengatur emosinya akan sangat menarik dimata orang lain karena orang lain akan menganggap anda sebagai pria dewasa yang tidak di kendarai oleh nafsu emosi belaka, melainkan mempunyai keseimbangan antara emosi dan logika yang sehat.
Selain itu banyak orang yang hanya secuil saja mendapat pujian dari orang lain malah menjadi besar kepala, sok pintar dan lupa diri. Yang akhirya lupa pada tujuan mereka dan akhirnya hanya menjadi orang yang suka cari-cari perhatian, arogan dan egois.

Akankah kita menjadi raja bijak layaknya raja tanah jajahan?...
Atau akankah kita tebawa arus emosi negative yang berakibat fatal?...
Dan sebagai seorang yang mempunyai karakter dewasa sudah selayaknya mampu untuk memberikan dan mengimbangi porsi untuk di berikan kepada orang-orang yang mengangkat atau menjatuhkan kita.
Dan sudah selayaknya kita focus pada tujuan yang ingin kita capai dengan apapun yang orang lain katakan terhadap kita . dan karekter merupakan kunci dari setiap emosi yang akan kita keluarkan.

Be good character and be strong
 apapun yang dapat dibuat oleh pikiran manusia, dikendalikan oleh KARAKTER mereka. ~Thomas Alva Edison (1847-1931)~

Regards
Aziz Aminudin
www.mairodi-training.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar